JEPARA- Setelah Sukses menggelar Napak tilas rasul Jawa yang dilaksana pada medio maret 2021 pewarna Indonesia mulai menggarap film dokumenter yang akan dilaksanakan di sejumlah wilayah di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dalam persiapan tersebut Persatuan Wartawan Nasrani Indonesia (PEWARNA Indonesia) memberikan pelatihan dasar sinematografi kepada sejumlah pemuda dan warga lintas gereja di wilayah Bondo Jepara Jawa Tengah.
Pelatihan diadakan di Gereja Injili Tanah Jawa (GITJ) Bondo, Kelurahan Bondo, Kecamatan Bangsri, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Rabu pagi (22/3).
Mentor pelatihan yang juga merupakan produser film dokumenter Napak Tilas Rasul Jawa, Gabriel Hartanto, menjelaskan secara dua arah seputar teknik dasar penulisan naskah, teknik penggunaan kamera, proses pengambilan gambar, editing, hingga rincian perkiraan biaya dalam suatu proyek penggarapan sebuah film.
Peserta nampak antusias mengikuti kegiatan yang juga dihadiri oleh Pendeta Suyito Basuki, seorang penulis, dalang wayang Kristen ternama dan juga pegiat pelayanan di lingkungan GITJ.
Ketua Umum PEWARNA Indonesia Yusuf Mujiono yang turut serta dalam penggarapan film dokumenter Napak Tilas Rasul Jawa dan pelatihan sinematografi di GITJ , mengutarakan bahwa kegiatan pelatihan yang dilaksanakan hari ini merupakan salah satu bentuk literasi yang bisa dibagikan oleh PEWARNA Indonesia kepada warga gereja.
"Kami harap kegiatan ini bisa memperlengkapi warga gereja dalam melaksanakan misi pelayanan mereka di gereja masing-masing. Sebelumnya kami juga aktif bekerja sama dengan sejumlah badan pekerja gereja maupun Sekolah Tinggi Teologi dalam memberikan pelatihan jurnalistik, " ujar Ceo Majalah Gaharu, di lokasi pelatihan.
Pelatihan dasar sinematografi yang dilakukan oleh PEWARNA Indonesia berlangsung di GITJ Bondo, sebuah gereja berusia 166 tahun yang menjadi buah penginjilan dari Kiai Ibrahim Tunggul Wulung.
Kiai Tunggul Wulung merupakan seorang tokoh kharismatik di Tanah Jawa, bangsawan Jawa, seorang ahli spiritual, mantan wedana, yang kemudian menjawab panggilan pribadinya sebagai penginjil di Tanah Jawa usai mengalami perjumpaan dengan Yesus Kristus.
Baca juga:
Kemerdekaan, Jangan Lepas dari Genggamanmu!
|
Jejak sejarah dari Kiai Ibrahim Tunggul Wulung masih bisa dijumpai hingga saat ini. Salah satunya situs makamnya yang hanya berjarak 500 meter dari GITJ Bondo.
Di tahun 2021 lalu perjalanan spiritual dari Kyai Ibrahim Tunggul Wulung juga diabadikan melalui program Napak Tilas Rasul Jawa yang dilakukan oleh PEWARNA Indonesia.
Dalam rangkaian acara inI PEWARNA turut melakukan penanaman bibit bakau dan meresmikan pemugaran makam Tunggul Wulung, yang dihadiri oleh Bupati Jepara.
Menurut Ketua Pewarna Indonesia Propinsi Jawa Barat Kefas Hervin Devananda, S.Th yang biasa di sapa Romo Kefas ini kepada Awak Media melalui Pesan WA nya mengatakan bahwa pembuatan Film Documenter tentang penginjilan yang dilakukan oleh penginjil bumiputra adalah sebuah gagasan yang harus di dukung oleh semua pihak, karen ternyata jika di telaah lebih jauh bahwa kehadiran "Kristen nusantara" tumbuh berkembang dengan tradisi budaya lokal setempat, artinya ketika penginjilan dilakukan dengan menyentuh budaya lokal setempat atau ke arifan lokal ternyata tidak terjadikan pergesekan atau benturan pemahaman akan tetapi dengan memasukan budaya tradisi dalam metode penginjilan kala itu malah berkembang sampai sekarang, dan Film ini bisa menjadi sarana ilmu bagi kaum melenial gereja khususnya untuk memahami penginjilan yang di lakukan oleh Bapak - Bapak Gereja Indonesia masa lalu, jelas pria yang juga Penggiat Budaya Nusantara kepada Awak media.***